Rangka Atap Baja Ringan

Baja ringan banyak dipakai sebagai pengganti kayu atau baja konvensional sebagai rangka atap. Rangka atap yang dibuat dari bahan CRC (cold rolled coil) ini memiliki massa yang ringan namun kuat dan kokoh sebagai struktur bangunan. Baja ringan memiliki mutu yang tinggi dengan kekuatan gaya tarik di atas 550 MPA. Saat ini di pasaran baja ringan memiliki terdiri dari berbagai jenis dengan gaya tarik yang berkisar dari 650 MPA hingga 920 MPA.  Baja ringan biasanya diproduksi dengan profil C, walaupun terdapat profil-profil lain seperti L dan dan kotak/hollow. Profil pada baja ringan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gaya tekan.

Kelebihan Atap Baja Ringan

1. Ringan dan Mudah Dipasang

Seperti namanya, berat atap baja ringan hanya ± 9 kg / m2. Sifatnya yang ringan memudahkan untuk memasang rangka atap, sehingga dapat menghemat biaya penyewaan tukang dan menghemat waktu. Rangka atap baja juga memiliki sistem sambungan yang mudah. Baja ringan bisa disambung dengan baut besi, sekrup, keling, ataupun dengan cara las. Rangka atap baja ringan memiliki sistem sambungan yang tidak terlalu rumit.

Memiliki bobot ringan dan potensi beban mati yang kecil tak mengurangi kekuatan tarik baja ringan.  Hal ini membuat konstruksi baja ringan cocok untuk struktur desain atap, terutama konstruksi bentang yang cukup lebar.

2. Kuat dan Tahan Lama

Materialnya tidak akan berkarat dan tahan menghadapi cuaca ekstrem, sehingga bisa melindungi bangunan dengan maksimal. Kualitas bahannya sudah disempurnakan hingga tahan lebih lama dibandingkan dengan atap kayu yang mudah keropos dan atap baja konvensional yang mudah berkarat. Walaupun terlihat ringan dan lebih tipis dari baja biasa, materialnya tidak mudah memuai dan menyusut. Kualitas baja ringan yang baik seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu lentur. Dan untuk menentukan jenisnya, jenis baja ringan zincalume lebih baik dibandingkan jenis baja ringan galvanine. Pemeliharaan dan perawatan dari material konstruksi baja ringan juga sangat mudah dan hemat dibandingkan konstruksi lainnya.

3. Mudah Dibentuk dan Disambung

Baja ringan dapat dengan mudah dipotong dan dibentuk mengikuti bentuk rangka atap sesuai desain. Setelah terpasang, atap baja ringan bisa disambungkan dengan jenis atap lainnya menggunakan material penghubung baja. Untuk memastikan kekuatan rangka desain atap baja ringan, maka jarak antar baja ringan yang digunakan sebaiknya dibuat semakin rapat pada saat pemasangan. Maksimal kerenggangan antara baja ringan yang satu dengan yang lainnya adalah 150 cm.

4. Tegangan Tarik Tinggi

Atap baja ringan lebih lentur dari jenis atap lainnya. Kelenturan rangka atap sangat penting karena semakin besar tegangan tarik atap, semakin banyak energi yang bisa diserap. Tidak seperti baja konvensional, tegangan tarik atap baja ringan terbilang tinggi. Tegangan tariknya berkisar sekitar 550 Mpa. Tegangan tarik ini lebih tinggi dibandingkan dengan atap baja konvensional yang hanya memiliki tegangan tarik sekitar 300 Mpa.

Konstruksi baja ringan sanggup menahan deformasi yang besar tanpa menyebabkan keruntuhan pada beban tarik baik sepanjang proses fabrikasi, transportasi, maupun konstruksi tanpa menyebabkan kehancuran. Berbeda dengan material baja konvensional atau material kayu yang bersifat keras dan getas, yang akan langsung hancur apabila dikenai beban kejut. Konstruksi baja ringan mampu menerima kelenturan, beban kejut, dan beban geser sehingga bentuk strukturnya pun bisa lebih fleksibel.

5. Dapat Didaur Ulang

Sisa atap baja ringan yang sudah terpakai bisa digunakan lagi untuk bagian lain konstruksi bangunan karena sifatnya yang kuat dan tahan lama. Cara membongkar materialnya bisa dengan cara dilelehkan dan dibentuk menjadi salah satu bahan bangunan atau bahkan fondasi rumah. Menggunakan atap baja ringan juga mendukung program pemerintah dalam menghemat penggunaan kayu di negeri.

6. Cocok untuk Berbagai Penutup Atap

Menggunakan rangka atap baja ringan bukan berarti hanya bisa menggunakan penutup atap atau genteng yang terbuat dari bahan logam saja, seperti genteng metal. Rangka atap baja bisa menggunakan berbagai jenis genteng lainnya seperti keramik, asbes, kaca, dan jenis genteng beton. Hanya saja semakin berat bobot gentengnya semakin banyak baja ringan yang digunakan.

7. Punya Konsistensi Bentuk yang Tinggi

Karena merupakan produk buatan pabrik, konstruksi baja ringan memiliki konsistensi dalam hal bentuk juga mutu serta kualitasnya. Hal ini membantu untuk menciptakan struktur yang presisi saat membangun atau melakukan renovasi bangunan.

Kekurangan Atap Baja Ringan

1. Harga Tidak Murah

Karena kualitasnya dan segala keunggulannya, harga atap baja ringan tidak tergolong murah. Harga ini belum termasuk kelengkapan lainnya seperti reng, kanal, sekrup, alumunium foil, hingga genteng metal untuk melengkapi atap rumah.

2. Mudah Terbawa Angin

Sayangnya, karena sifatnya yang ringan, jenis ini dapat dengan mudah terbawa angin jika tidak dipasang dengan benar. Bahkan, resiko atap terbawa terbang sangatlah tinggi di daerah-daerah yang berangin kencang atau saat sedang musim hujan. Sistem sambungan yang hanya menggunakan baut memudahkan angin besar untuk meniup lepas kerangka atap rumah.

3. Tampilan Acak-acakan

Struktur bangunan harus bisa menampung beban atap yang berat. Semakin beratnya jenis penutup atap yang dipasang, maka kerangka atap pun harus semakin rapat. Semakin rapat, semakin baik. Ini merupakan nilai tambahan bagi kekuatan fondasi bangunan, tapi jika dilihat dari sudut estetika, kerapatan kerangka baja ringan ini dapat merusak keindahan bangunan. Terutama pada bangunan minimalis yang menggunakan sebagian atap transparan. Kerangka atap yang menggunakan baja ringan harus dilapisi menggunakan plafon untuk menutup kerangka yang terlihat berantakan.

4. Rentan Roboh Jika Tidak Teliti

Atap baja ringan menggunakan sistem berbentuk jaring untuk bisa membangun atap yang kuat dan tahan lama. Akan tetapi, jaring dan kerangka ini lah yang dapat sangat berbahaya jika tidak diperhitungkan dengan benar. Saat membangun, harus tetap menghitung dan mempertimbangkan sifat baja yang dapat menyusut dan memuai, walaupun baja tipe ringan tidak sefleksibel baja konvensional. Kegagalan dalam menghitung konstruksi atap bangunan dapat menyebabkan kegagalan yang menyeluruh sehingga atap bisa roboh.

5. Tidak Bisa Diekspos Bila Tidak Rapi

Berbeda dengan kerangka kayu, atap baja ringan tidak bisa dibuka secara transparan. Ini dikarenakan berbagai macam hal:

- tampilannya yang tidak rapi dapat merusak estetika fasad rumah.

- materialnya yang terpapar cahaya matahari secara langsung akan membuat rumah terasa panas karena besinya yang menguap.

Semua atap baja ringan ditutupi oleh kayu atau genteng agar terlindungi dari panas dan juga terlihat lebih rapi.

6. Bahan Mudah Panas

Dibandingkan dengan atap berbahan kayu dan tripleks, atap berbahan baja tentu saja akan lebih menyerap panas. Hal ini akan tentu saja akan membuat bangunan menjadi lebih panas. Rangka baja ringan cocok di area yang sering hujan.

7. Tidak Semua Tukang Bisa Memasang

Sumber daya manusia yang bisa diandalkan untuk memasang atap ini masihlah sedikit. Banyaknya tukang yang belum familiar dengan prosedur pemasangan atap galvalum membuat biaya pemasangan menjadi mahal. Bila dibandingkan dengan pemasangan atap dengan material kayu atau triplek.

8. Rangka Atap Baja Ringan Perlu Perhitungan yang Teliti.

Jika ada bagian yang memiliki salah perhitungan atau salam dalam proses pemasangannya, maka bagian-bagian atap yang lain akan terkena imbasnya. Oleh karena itu, rangka atap baja ringan perlu pengerjaan yang lebih teliti dibandingkan material lainnya. Pengerjaan rangka atap baja ringan perlu dibuat gambar kerjanya terlebih dahulu agar atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Memakai Baja Ringan

1. Sesuaikan Rangka Baja ringan dengan Model Atap

Rangka baja ringan bisa dibentuk menyesuaikan variasi model atap yang diinginkan. Namun, pembentukan rangka dari atap baja ringan harus disesuaikan dengan beban yang akan ditumpu. Untuk memastikan kekuatan rangka desain atap dari baja ringan, harus dibuat jarak yang cukup rapat antar baja ringan supaya bisa menopang beban dengan sempurna, baiknya maksimal kerenggangan antar baja ringan adalah 150 cm.

2. Sesuaikan Rangka Baja Ringan dengan Jenis Penutup Atap

Sesuaikan penggunaan penutup atap karena semakin berat bobot penutup atap, semakin banyak baja ringan yang harus digunakan.

3. Cek Kualitas Baja Ringan

Kualitas dari baja ringan bisa dilihat dari nilai tegangan tarikan. Setidaknya, baja ringan yang kamu pilih memiliki nilai tegangan tarikan 550 Mpa sehingga kokoh untuk menopang berbagai jenis atap.

Selain itu, penghitungan kualitas baja ringan juga menggunakan SAE grade sebagai patokan, di mana baja ringan dengan kualitas terbaik memiliki nilai SAE grade 980. Perlu kamu ketahui, semakin kecil nilai tegangan maka menunjukan bahwa tarikan baja ringan semakin rendah sehingga mempengaruhi kekuatan dalam menopang beban.

Pengecekan kualitas baja ringan juga bisa dilakukan dengan melihat lapisan anti korosi yang digunakan. Di pasaran, terdapat baja ringan yang dilapisi zinc (galvanis) atau lapisan aluminium zinc (galvalume). Untuk baja ringan dengan lapisan zinc umumnya dijual dengan harga murah, tahan terhadap campuran semen, namun tidak tahan terhadap air garam.

Sementara itu, baja ringan dengan lapisan galvalume lebih tahan terhadap zat-zat korosif namun tidak tahan terhadap semen, umumnya banyak digunakan pada bangunan yang terletak di kawasan pantai.

4. Perhatikan Sistem Penguat Pada Baja Ringan

Baja ringan memiliki bentuk yang jauh lebih tipis ketimbang baja konvensional. Hal ini menyebabkan baja ringan jauh lebih fleksibel untuk dipasangkan ke berbagai bentuk atap. Akan tetapi sifatnya yang tipis mempengaruhi kekakuan baja ringan karena meskipun sangat kokoh dalam menopang beban, namun berisiko melengkung bahkan roboh jika pemasangannya tidak tepat. Saat memilih baja ringan, baiknya turut menyiapkan batang penyangga atau bracing dalam jumlah yang memadai sesuai jumlah baja ringan yang akan digunakan.

5. Pilih Baja Ringan Pre-fabrikasi

Metode pre-fabrikasi merupakan model pemasangan baja ringan yang sebelumnya sudah dipotong-potong oleh pabrik. Dengan memilih baja ringan model pre-fabrikasi, para tukang bisa bekerja lebih efisien karena tak perlu melakukan penghitungan dan pengukuran manual sewaktu memasangnya. Selain itu, pemilihan baja ringan pre-fabrikasi juga memiliki jaminan rapi dan akurat.

6. Pilih Baja Ringan dengan Dukungan Garansi

Hal penting lainnya, pastikan bahwa baja ringan yang dibeli dilindungi oleh dukungan garansi. Garansi baja ringan tersebut tak hanya berlaku untuk pemakaian dan instalasi saja, melainkan garansi produksi yang menyatakan bahwa ketahanan baja ringan telah diuji coba sesuai keterangan nilai tegangan tarikan yang dilampirkan.

source:

bildeco.com

99.co

dekoruma.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama