Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Selain itu bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan betuk segitiga, persegi dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda-beda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2, 3, 4, dan 8 buah bored pile diikat menjadi satu. Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam
1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
penggalian tanah untuk pile cap
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap.
3. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile
Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan kira - kira 40D (±1m)
4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih dilakukan setelahnya.
pembuatan bekisting dan urugan tanah untuk pile cap
Bila bekisting dibuat dengan kayu maka harus menggunakan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.
Adapun langkah‑langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap‑tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing‑masing, dimana digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan‑kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 (atau sesuai persyaratan) dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.
bekisting pile cap
5. Penulangan Pile Cap dan Tie Beam
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:
5a. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam‑macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak‑retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama.
Hal‑hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
5b. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah‑daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
pembesian pile cap
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap dan tie beam.
Langkah‑langkah pembesian pile cap :
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi dengan jarak antar tulangan untuk semua pile cap dimana jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar‑benar kuat dan kokoh.
penulangan pile cap
Langkah‑langkah pembesian tie beam:
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana.
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak sesuai gambar untuk keseluruhan tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
penulangan tie beam
6. Bekisting Tie Beam
Langkah‑langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam yang menggunakan kayu adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian‑bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.
4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8/12 (atau sesuai kebutuhan) dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.
bekisting tie beam
3. Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam
Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton sesuai dengan rencana. Adapun langkah‑langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
Langkah‑langkah tersebut antara lain:
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.
pembersihan tulangan dan bekisting dengan water pump
pengecoran pile cap
4. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam
Untuk bekisting kayu, pembongkaran bekisting bisa dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.
source:
sipilusm.wordpress.com
projectmedias.blogspot.com
ilmutekniksipil.com
Posting Komentar